>>Welcome To My Blog , Thank's for Visitting Here <<

Senin, 24 Juni 2013

5 Menara Itu Adalah 5 Benua

Judul Novel           : Negeri 5 Menara

Pengarang             : A. Fuadi

Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit        : Agustus 2010

Kota Terbit          : Jakarta

 Halaman                : 424 halaman

Novel ini menceritakan  seorang anak yang bernama Alif yang  lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. 
  Alif tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jadi santri PM yang disebut-sebut telah mencetak banyak ulama dan intelektual muslim itu. Sebab, sejak kecil dia ingin menjadi ''Habibie''. Baginya, Habibie tidak dalam arti seorang teknokrat genius, tapi sebuah profesi sendiri lantaran dia sangat kagum pada tokoh itu. Itu sebabnya, Alif ingin masuk SMA dan kelak melanjutkan pendidikan di ITB, sebagaimana riwayat perjalanan intelektual Habibie. Namun, ibunda Alif menginginkan anaknya mewarisi keulamaan Buya Hamka, ulama kondang yang lahir dan besar tidak jauh dari Bayur, tanah kelahiran Alif. Maka, dalam kebimbangan, Alif menerima tawaran itu sehingga dia bertemu dengan santri-santri berkemauan keras seperti Baso yang mati-matian menghafal 30 juz Quran sebagai syarat guna menggapai impiannya bersekolah di Madinah. Begitu juga Raja, Dulma¬jid, Said, dan Atang. 

Mereka dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.. 
Selama menempuh pendidikan di Pondok Madani, Alif mendapatkan banyak pengalaman berharga yang tidak akan dia dapatkan di dunia luar. Pelajaran pertama yang dia terima yaitu doktrinasi Man Jadda Wajadda yang dengan sekuat tenaga harus diteriakkan oleh para santri sebelum menerima pelajaran di Pondok madani. Mantra Inilah dasar dari jiwa-jiwa yang penuh semangat, motivasi dan optimisme mereka untuk menaklukkan apapun masalah yang ada di depan merekaHanya beberapa bulan waktu berbicara dengan bahasa Indonesia bagi santri-santri baru di PM, setelah itu mereka wajib berbicara da­lam bahasa Arab atau bahasa Ing­gris. Bila aturan dilanggar, gan­jarannya tidak main-main. Bila tidak digunduli, sekurang-ku­rangnya bakal dapat jeweran be­ran­tai. Bahkan, bila pelanggarannya berat, santri bisa dipulangkan. Sa­king kerasnya kemauan para sa­hibul-menara untuk menguasai per­cakapan dalam dua bahasa a­sing tersebut, igauan dalam tidur me­reka pun terungkap dalam baha­sa Arab. 
Di Pondok Madani inilah Alif dan lima orang sahabatnya mulai mengukir satu persatu mimpi-mimpi mereka.Dan mimpi mereka pun jadi nyata. Alif  di Washington DC, Atang  di Kairo, dan Raja  di London  yang bertemu pada sebuah konferen­si di London tidak pernah terbayangkan sebelumnya.Mereka tak pernah menyangka para sahibul-menara ba­kal menggenggam impian masing-ma­sing. Yang mereka tahu hanya man jadda wajada, siapa bersungguh-sungguh, bakal sukses.

Tidak ada komentar: