>>Welcome To My Blog , Thank's for Visitting Here <<

Rabu, 29 Juni 2011

Cahaya yang Selalu Bersinar

“Kring…..Kring…Kring….. ,”jam beker merah berbentuk burung hantu itu sudah meneriakkan suaranya.Lalu tangan putih itu meraih jam beker dan melihatnya. “Wah sudah jam 3 pagi,waktunya bermunajat padaNYA” dan gadis itu bergegas mengambil air wudhu dan kusyuk dalam sujudnya.Setelah selesai bermunajat malam gadis yang memiliki lesung pipit itu melantunkan ayat-ayatNYA dalam keheningan malam sambil menunggu adzan subuh berkumandang.
*****
“Teeett…Teetttt……Teeeetttt…..!!!!!!!!!!”bel masuk pun berbunyi.Seperti biasanya saat bel berbunyi para siswa SMAN 15 Jakarta masuk ke dalam kelas,menyiapkan jam pelajaran pertama sambil menunggu pengajar dating.Tapi kegaduhan masih terjadi di kelas XI IPA 5 mereka bingung mengerjakan pr yang diberikan oleh bu Sisca seorang guru Fisika yang seklaigus menjadi wali kelas mereka.
“Krek…..”pintu berwarna cokelat tua itu terbuka dan terlihat wajah yang tak asing lagi bagi mereka.Sesosok perempuan yang mengenakan baju batik berwarna cokelat muda dipadukan dengan rok panjang hitam dengan jilbab putih yang menutup kepalanya,berjaln perlahan memasuki kelas,ya tak salah lagi itu adalah sosok bu Sisca.Tapi kali ini bu Sisca tidak sendirian dibelakangnya terdapat sosok cantik dengan rambut lurus tergerai dengan indahnya.”Anak-anak hari ini kalian mendapat teman baru,dia pindahan dari SMAN 6 Malang”kata bu Sisca yang mengawali pertemuan pada jam pertama.”Ayo silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu”,kata bu Sisca kepada gadis yang kini berdiri di samping kirinya itu.”Iya Bu,terima kasih”,jawab gadis itu.
“Selamat pagi semuanya,perkenalkan nama saya Nadia Salsabila teman-teman bisa memenggil saya Nadia,saya berharap dapat menjadi temna yang baik untuk kalian,terimakasih….”.
“Baiklah,Nadia silahkan duduk di samping Karra..”.
“Baiklah Bu,terimakasih…”.
“Iya sama-sama,mari kita lanjutkan pelajaran pada bab 3”.
Hari itu menjadi hari yang menyenangkan buat Nadia karena dia mendapatkan banyak temna baru dan hari itu pun dia lewati dengan baik.

******
Seperti biasa tepat jam 19.00 Nadia bersama kakak laki-lakinya,bunda,dan ayahnya makan malam di ruang makan.
“Nad gimana hari pertama di sekolah barumu?”tanya bunda yang selalu disayanginya itu.
“Wah seru Bun,Nadia banyak mendapat teman baru dan mereka juga baik-baik sama Nadia” jawab Nadia dengan senyum yang selalu menghiasi wajah manisnya itu.
“Sukurlah kalau begitu,semoga kamu kerasan sekolah disana”,balas Bunda .
“Iya pasti aku akan betah sekolah disana Bun,gurunya pun juga ramah-ramah”.
Merekapun asyik ngobrol tentang kegiatan yang mereka jalani seharian.
Setelah makan malam Nadia langsung menuju ke dalam kamarnya dan belajar.Dia sibuk mengerjakan tugas yang harus dikumpulkannya besok.Tanpa dia sadari jam di kamanya telah menunjukkan pukul 22.00 dan rasa kantuk pun tak bisa dihindari Nadia malam itu. Di dalam doanya menjelang tidur dia menyelipkan suatu harapan “Oh…Tuhan semoga kebahagiaan ini akan selalu ada,aku pengen liat senyum ayah,bunda,dan kakak selalu ada di wajah mereka,aku pengen buat mereka bahagia”,tanpa terasa air mata jatuh dari mata indahnya dan kini Nadia terlelap dalam mimpi indahnya ditemani bintang-bintang yang menghiasi langit.

******
Keesokan harinya saat hendak pergio ke perpustakaan,tak sengaja Nadia melihat teman sebangkunya duduk di bangku panjang biru dengan tetesan air mata.Nadia pun mengurungkan niatnya pergi ke perpustakaan dan menghampiri Karra guna menanyakan apa yang terjadi.
“Ada apa Kar kamu kon nangis ????? “
Karra hanya diam tak menghiraukan pertnyaan kawan yang diam-diam mengaguminya itu.
“Kar,kenapa kamu nangis ada apa ????? “
“Apa perduli kamu?”
“Hey aku ini teman kamu,ya jelaslah aku perduli sama kamu,ada apa sih sebenarnya?”
“Gag usah sok baik deh kamu,mungkin kamu sama aja kayak mereka bakalan nertawain aku”.
Nadiapun spontan memeluk tubuh Karra yang seolah tau perasaannya.
“Gag kok Karr,Nadia gag bakalan nertawain kamu,kalau aku bisa bantu pasti kan ku bantu kamu gag sendirian kog masih ada aku”
“Makasih ya Nad..”
“Iya sama-sama,itulah gunanya temen”
Mereka pun larut dalam cerita Karra,seakan mereka bagai dua orang sahabat yang telah berpisah bertahun-tahun dan kini mereka menjadi semakin akrab.
Kini Nadia mengetahui mengapa Karra menangis seperti itu,karena ayahnya yang seorang bisnismen harus menerima kenyataan bahwa perusahaannya kini telah bankrupt dan ayahnya masuk penjara karena dituduh mengkorupsi uang milik perusahaan,berita tentang bangkrutnya perusahaan penangkapan ayah Karra pun tersebar dengan cepatnya dan hal itulah yang membuat Karra menangis.Bukan hanya itu Karra yang cantik dan dulu kaya itu kini ditinggalkan oleh teman-temannya karena hal itu.Tapi untunglah masih ada Nadia yang mau berteman dengannya.
Setelah pulang sekolah Nadia ingin mengajak Karra untuk pergi ke toko buku dan mengajaknya ke taman kota.Nadia berharap Karra bisa sedikit melupakan kesedihannya itu. Setelah pulang dari took buku dan taman kota Karra juga mengajak Nadia untuk pergi ke rumahnya disana mereka belajar bersama.
“Nad,kamu mau gag main ke rumaku?”ajak Karra
Sambil melihat jam tangan merah kesayangannya yang melingkar manis di tangan kirinyaNadia menjawab”Hm.mm boleh juga lagian belum terlalu sore masih jam 1.30 sekalian nanti aku numpang shalat dhuhur ya Kar?”
“Baiklah kalau begitu,rumahku gag jauh dari sini kog”sahut Karra.
“Ouh iya aku mau nelpon Bunda dulu tajut kalau ntar dicariin”.
Lalu Nadia mengambil ponsel kesayangannya dari dalam tasnya dan sejurus kemudian dia menelpon bundanya.
“Tuut…tuuut..tuuut…Halo Assalamu’aikum”suara dari seberang sana terdengar lembut.
“Wa’alaikumsalam Bun”jawab Nadia
“Ada apa Nad,tumben kamu nelpon Bunda”
“He he he,Cuma mau minta izin nanti Nadia pilang agak sore,Nadia mau main dan sekalian belajar bareng sama temen baru Nadia,Bun”
“Iya gag apa-apa,tapi kamu nanti jangan lupa makan ya Nad?”pesan bunda pada Nadia
“Tenang saja Bunda,ya udah sudah mau sampai nih Bun,Oh iya minta tolong nanti Kak Reza suruh jemput Nadia di rumah Karra ya Bun nnati Nada isms alamatnya sama Kak Reza,ya sudah Bun terimakasih Assalamu’alaikum”
“Iya nanti Bunda sampaikan sama Kak Reza,Wa’alikumsalam”
Dan Nadia menutup telponnya dan memasukkam kembali ke dalam tasnya.
Di dalam hati Karra terselip rasa iri Nadia bisa seakrab dan sedekat itu dengan kelurganya. Dalam hatinya berkata”Andaikan aku bisa kayak Nadia punya mama dan papa yang selalu ada buatku dan mau mendengarkan semua ceritaku”tanpa ia sadari setetes air mata jatuh dari mata indahnya itu.”Kar kamu gag papakan?”tanya Nadia
“Hah..apa Nad?”jawab Karra membuyarkan lamunannya.
“Kamu gag papakan?”Nadia mengulangi pertanyaannya
“Gag papa kog aku cuma kelilipan aja”jawab Karra sekenanya.
Dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan,tak sampai 10 menit mereka sudah sampai di rumah besar berwarna putih bergaya modern yang berlantai dua dengan halaman yang banyak ditumbuhi bunga yang indah.Sesampainya di depan pintu Karra langsung membuka pintu berwarna cokelat kekuning-kuningan itu.
“Kamu suka bunga ya Kar?”
“Gag kog itu yang nanam mama,mama memang suka mengoleksi bunga”
“Wah bagus_bagus bunganya,oh iya Kar rumah kamu kog sepi mana mamamu?”
“Mama lagi kerja,ya ginilah Nad kondisi rumahku meskipun ada orangnya sepi kayak di kuburan,mama dan papa biasanya berangkat kerja pagi-pagi sekali dan pulang malem banget kadang aja aku udah tidur waktu mereka pulang,disini aku Cuma ditemani sama Bik Sumi”
“Maaf,ya kalau pertanyaanku tadi buat kamu sedih”
“Gag papa kog Nad,udah biasa aku dapet pertanyaan kayaka gitu”
Dan mereka berdua menuju kamar Karra.Lalu Nadia bergegas mengambil air wudhu untuk menjalankan ibadah kepadaNYA.Namun,Nadia sedikit heran Karra malah langsung membaringkan tubuhnya ke kasur”
“Kar ayo kita shalat bareng”
“Shalat?untuk apa shalat?Tuhan gag adil Tuhan gag sayang sama Karra.Shalat gag shalat sama aj Nad,gag bakalan ngubah hidupku jadi bahagia”
“Astagfirullahhaladzim Kar,kamu gag boleh ngomong kayak gitu,justru Tuhan itu sayang sama kamu buktinya kamu diberi cobaan kayak gini,gag semua orang low Kar bisa sekuat dan setegar kamu,kalau Tuhan gag sayang sama kamu mungkin Tuhan gag ngasih kamu wajag yang cantik,teman yang banyak,mama yang baik,rumah yang besar dengan segala fasilitasnya dan buktinya sekarang kamu masih bisa bernafas dengan leluasa,itu nikmat dan anugerah Tuhan buat kamu gag semua orang bisa kayak kamu”.
Karra pun meneteskan air mata,ucapan Nadia tadi menyentuh hati Karra.
“Kamu benar Nad,gag seharusnya aku gag bersyukur”
“Nah gitu dong,yuk kita shalat bareng”
Mereka berdua akhirnya shalat dhuhur bersama dan untuk yang pertamkalinya Karra merasakan kasih sayang yang tulus dari teman barunya itu.
*****
Persahabatan Karra dan Nadia pun semakin akrab.Nadia mengajari banayk hal pada Karra.Dan dari Nadialah sekarang Karra bisa belajar menjadi orang yang baik gag manja lagi dan lebih memanfaatkan waktunya.
Hari pun berjalan dengan cepatnya,akhirnya papa Nadia bebas dari penjara dan papa Nadia ternyata difitnah oleh lawan bisnisnya sendiri.Dan kini kehidupan Karra kembali seperti dulu lagi.Dan teman-teman yang dulunya menjauhinya Karena tau papanya bangkrut kini kembali berteman lagi dengannya.Karra pun meninggalkan Nadia.
Saat melihat mereka di kantin Nadia sebenarnya ingin menangis ia merindukan sahabtnya itu “Kamu terlihat lebih bahagia dengan mereka Kar,gag papa kamu sekarang dengan mereka dan melupakanku aku seneng ngeliat kamu udah bisa senyum”ucap Nadia dalam hati.
Namun,sebenarnya Karra tidak mendapatkan kebahagiaan yang tulus dari teman-temannya itu yang hanya bisa mengajaknya senag-senang.”Apakah ini yang dinamakan teman,hanya ada saat seneng doing?”kejujuran kata hatinya berkata.Karra masih diliputi kebimbangan disisi lain ia tetap ingin di puja-puja seperti dulu lagi jadi primadona sekolah yang hanya berteman dengan mereka yang pantas.
*****
Sudah hamper 4 hari Nadia gag masuk sekolah,ada perasaan khawatir yang tiba-tiba menyelinap ke otaknya.Setiap kali memikirkan sahabatnya itu dia selalu cemas dan sepanjang pelajaran dia terus melamun memikirkan dimana Nadia sebenarnya.
“Teeeeeet………teeeeeeeeetttt…….!!!!!! Bel pulang pun berbunyi Karra ingin cepat-cepat pulang ke rumah dia ingin menenangkan diri.Saat dia berjalan menuju parkir motor tiba-tiba ada seorang cowok menghentikan langkahnya.Cowok itu tag asing lagi bagi Karra,ya cowok yang pernah menjemput Nadia waktu di rumahnya gag salah lagi itu kak Reza.
“Kar tunggu,kakak perlu ngomong bentar sama kamu”
“A…ada apa ya Kak?apa ini soal Nadia?”
“Iya ini soal Nadia,Kar perlu kamu tau Nadia tuh sayang banget sama kamu,di rumah dia selalu nyritain tentang kamu ke Kakak.Nadia ingin kamu jadi anak yang baik,bahkan saat kamu berpaling dari Nadia saat keadaanmu seperti dulu lagi,sama sekali Nadia gag benci Nadia gag marah sama kamu dia malah senenk ngeliat kamu bisa sama temen-temen kamu lagi”
Air mata Karra pun terjatuh”Lalu sekarang Nadia dimana Kak?”
“Nadia sekarang berada di rumah sakit,dia terkena Kanker Otak stadium akhir umurnya ufah gag panjang lagi,untuk itu kakak nemuin kamu,karena hanya dengan kedatanganmu Nadia bisa senang dan semangat untuk terus berthan hidup”
Mereka pun menuju rumah sakit.Dan sesampainya disana Karra yang tak kuat menahan tangisnya melihat sahabat yang begitu menyayanginya itu kini terbaring lemah tak berdaya.”Karra…”ucap Nadia pelan dengan wajah yang bahagia.”Iya Nad,ini aku”jawab Karra.”Kemarilah Kar,aku merindukanmu”.Dan Karra pun mendekat kearah Nadia dan memeluk erat sahabatnya itu.”Nad,maafin aku ya.Kenapa kamu gag bilang kalau kamu sakit Nad?.”Iya kamu gag salah kog Kar,aku tau kamu sayang sama teman-temanmu itu,kamu mau dating kesini aja aku udah seneng kog Kar,maafin aku kalau punya salah ya Kar,aku gag papa kog Kar”.
”Gag papa gimana kamu ini,kamu harus bertahan demi aku Nad,aku pengen kita bisa belajar bareng kayak dulu lagi,aku sadar kamulah sebenarnya sahabat sejatiku”
“Aku sayang kamu Kar,udah jangan nagis lagi aku gag papa kog Kar,bentar lagi aku pasti juga akan sembuh total kug”jawab Nadia menenangkan sahabatnya itu.
“Aku juga sayang kamu Nad,kamu harus sembuh demi aku,kamu janji ya Nad?”. Nadia hanya diam tak menjawab apa-apa.Tangis Karra pun tag bisa ditahan lagi,sahabatnya itu meninggal dalam pelukannya.Senyum manis menghiasi kepergiannya.Dalam hati kecil Karra berkata
”Kamu memang sahabat sejati Nad,aku gag akan lupain kamu aku sayang kamu,cahaya kebaikanmu akan selalu aku jaga,mungkin ini jalan terbaik yang Tuhan berikan untukmu.Kini sahabatnya diam dalam kebisuannya dan tidur panjang dalam keabadiannya.Dan Nadia gag akan ngerasain sakinya itu lagi.
‘Kamu memang gadis yang laur biasa Nad,aku belajar banyak hal dari kamu,aku janji aku akan berubah,cahaya kebaikanmu akan selalu bersianar buat orang-otang yang menyayangimu da akan menerangi setiap langkah menuju surgaNYA “

Tidak ada komentar: